Tampilkan postingan dengan label panduan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label panduan. Tampilkan semua postingan

Selasa, 22 April 2025

Buku Panduan Penggunaan Alat Pengendalian OPT Tanaman Perkebunan

 


Buku Panduan Penggunaan Alat Pengendalian OPT Tanaman Perkebunan berisi panduan untuk menyiapkan, menggunakan, memelihara dan menyimpan beberapa alat pengendalian yang biasa digunakan untuk kegiatan pengendalian organisme pengganggu tanaman khususnya di bidang perkebunan. Buku panduan ini disusun untuk memudahkan tenaga teknis dari BPT BPTP Pontianak dalam menggunakan alat pengendalian OPT secara baik dan benar.

Kamis, 16 Desember 2021

Sabtu, 19 Juni 2021

MODUL MATERI KEGIATAN PEMBENTUKAN DAN PELATIHAN REGU PROTEKSI KELOMPOK TANI PERKEBUNAN (KOMODITAS KELAPA SAWIT)

Modul materi kegiatan pembentukan dan pelatihan regu proteksi kelompok tani perkebunan dengan komoditas kelapa sawit 

Isi modul :

1. Pengenalan OPT Penting Kelapa Sawit

2. Monitoring/Pengamatan OPT Kelapa Sawit

3. Pengenalan Pestisida 

4. Pengenalan Alat Pengendalian OPT Perkebunan




Bentuk : Modul Berwarna A5

Jumlah Halaman : 103 halaman

Hanya untuk kalangan sendiri dan peserta


Selasa, 31 Maret 2020

MODUL KEGIATAN PEMBENTUKAN REGU PROTEKSI KELOMPOK TANI TA 2020 (KOMODITAS KELAPA)

Modul materi kegiatan pembentukan regu proteksi kelompok tani perkebunan tahun anggaran 2020 untuk kelompok tani komoditas kelapa.

  

Kamis, 20 Februari 2020

MODUL PEMBENTUKAN REGU PROTEKSI KELOMPOK TANI TA 2020 (KOMODITAS KARET)

Modul belajar kegiatan pembentukan regu proteksi kelompok tani tahun 2020 untuk kelompok tani komoditas karet untuk petani peserta





Rabu, 15 Mei 2019

BUKU SAKU PENERAPAN PENGENDALIAN HAMA TERPADU LADA TAHUN 2019

Buku saku panduan materi kegiatan (teori dan praktek) untuk anggota kelompok tani peserta kegiatan Penerapan Pengendalian Hama Terpadu Tanaman Lada di Kecamatan Tujuhbelas Kabupaten Bengkayang untuk 6 kali pertemuan.



Kamis, 08 Februari 2018

PANDUAN LAPANG PENGENALAN DAN IDENTIFIKASI OPT PINANG TA 2018

Tanaman pinang secara nasional bukan merupakan komoditas utama Indonesia akan tetapi penyebarannya cukup luas di Indonesia. Luas tanaman pinang di Indonesia ± 147.890 ha dengan penyebaran hampir di semua wilayah Indonesia, terutama di Pulau Sumatera 42,388 ha, Nusa Tenggara/Bali 42.388 ha, Kalimantan luas 4,475 ha, Sulawesi 2.407 ha, dan Maluku/Papua 1.428 ha. Produksi biji kering 69.881 ton dengan volume ekspor pada tahun 2009 sebesar 197,197 ton (Miftahorrachman dkk., 2015). Di Kalimantan Barat, berdasarkan data statistik perkebunan tahun 2016 diketahui luas areal tanaman pinang seluas 1.865 hektar yang tersebar di  9 kabupaten dan kota, dan diusahakan oleh 6.563 KK. Rata-rata produksi yang dihasilkan di Kalimantan Barat mencapai 731 kg per hektar per tahun (Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Barat, 2016).

Senin, 05 Februari 2018

CHELISOCHES MORIO PREDATOR PENGENDALI HAMA KUMBANG JANUR KELAPA



Cecopet (Earwig) Chelisoches morio diketahui merupakan predator penting yang memangsa hama kumbang Brontispa longissima. Meski demikian cecopet juga memakan bunga kelapa dan bahan organik. Predator C. morio berperan penting dalam pengendalian populasi Brontispa longissima  di banyak perkebunan kelapa dan merupakan komplemen untuk agen hayati lain seperti parasitoid Tetrastichus brontispae dan parasitoid lainnya

Selasa, 08 April 2014

PENGAMATAN HAMA PENGGEREK BUAH KAKAO DENGAN METODE SURVEILANS

Kakao merupakan salah satu komoditas andalan perkebunan yang berperan penting di Indonesia. Data tahun 2007, luas komoditas kakao Indonesia luas 1.461.889 hektar, dengan jumlah pekebun kakao sebanyak 1.400.636 KK dan produksi mencapai 779.186 ton (No 2 di dunia setelah Pantai Gading) jelas memberikan kontribusi terhadap perekonomian Indonesia baik sebagai penghasil devisa negara, sumber pendapatan petani, penciptaan lapangan kerja petani, mendorong agribisnis dan agroindustri, penyangga kelestarian lingkungan hidup dan pengembangan wilayah (Hendradjat, 2008).

Meski berpotensi besar, produktivitas kakao di Indonesia masih terbentur oleh berbagai macam kendala antara lain umur tanaman yang sudah relatif tua, kurangnya pemeliharaan petani dan adanya gangguan dari organisme pengganggu tumbuhan (OPT) yang menyerang tanaman kakao. Ada banyak jenis OPT yang menyerang kakao, tetapi tiga terpenting di Indonesia adalah Hama Penggerek Buah Kakao (PBK), Penyakit Vascular Streak Dieback (VSD) dan penyakit Busuk buah.

PBK khusus menyerang buah kakao. Hama ini dapat menyerang mulai buah muda sampai dengan buah masak, akan tetapi lebih menyukai buah kakao yang panjangnya lebih dari 9 cm. Serangan PBK yang terjadi pada saat buah masih muda akan mengakibatkan kerusakan yang cukup berat karena biji saling lengket dan melekat kuat pada kulit buah, sehingga akan berpengaruh terhadap kuantitas dan kualitas biji kakao.