Tanaman Kelapa dalam dan kelapa hibrida merupakan jenis
tanaman perkebunan yang dominan budidayakan di daerah Kecamatan Teluk Pakedai,
Kabupaten Kubu Raya . Dan akhir-akhir ini dilaporkan mengalami serangan kumbang
kelapa atau Oryctes rhinoceros (bahasa lokal : “cemara”) sehingga menyebabkan
tanaman menjadi rusak dan bahkan mengalami kematian. Gejala serangan berupa
guntingan yang khas pada pelapah kelapa merupakan pemandangan yang biasa
terlihat pada kebun kelapa di daerah ini. Kerusakan yang parah bahkan
menyebabkan tanaman menjadi mati dan hanya meninggalkan batang-batang kelapa
mati yang masih berdiri.
Kerusakan akibat serangan hama ini semakin meluas dan
serius dengan mulai banyaknya tanaman kelapa sawit terutama tanaman muda (TBM)
yang juga terserang. Hal ini sangat meresahkan dan dikeluhkan oleh para pekebun
di daerah Parit Dewang, Desa Teluk Pakedai Hulu ketika bertemu dengan tim dari
BPTP Pontianak saat melakukan kegiatan monitoring OPT pada bulan Agustus lalu
di daerah tersebut.
Menindaklanjuti
akan keluhan dari masyarakat di Parit Dewang tersebut, maka pada tanggal 26 dan
27 Oktober 2017, BPTP Pontianak kembali mengirimkan tim yang terdiri dari 4
tenaga teknis dan 1 orang petugas UPPT Sungai Kakap untuk melakukan kegiatan
sosialisasi pengendalian kumbang kelapa secara terpadu pada masyarakat pekebun
kelapa dan kelapa sawit di Parit Dewang, Desa Teluk Pakedai Hulu, Kecamatan
Teluk Pakedai Kabupaten Kubu Raya. Sosialisasi ini disambut gembira dan
mendapat antusiasisme yang tinggi dari 20 orang pekebun yang menghadiri acara
tersebut.
Materi
kegiatan sosialisasi pengendalian meliputi beberapa hal meliputi sosialisasi
informasi dalam bentuk presentasi pengenalan OPT kelapa dan kelapa sawit
terutama hama kumbang kelapa (Oryctes rhinoceros), pengenalan
tehnik-tehnik pengendalian OPT Kelapa secara terpadu yang mencakup penggunaan
feromon, perangkap cahaya, pengendalian secara kimiawi dan biologi (menggunakan
jamur hijau Metarhizium anisopliae), pemberian leaflet dan brosur
informasi OPT serta diakhiri dengan kegiatan praktek lapangan.
Dalam
praktek lapangan, tim BPTP Pontianak memperkenalkan bagaimana cara mengetahui
gejala dan tanda serangan kumbang kelapa, mencari sarang-sarang alami hama,
tehnik menaburkan agen biologi jamur hijau Metarhizium ke sarang
alami/buatan, serta tehnik pembuatan dan pemasangan perangkap feromon.
Selain
dalam bentuk transfer informasi teknologi pengendalian, bantuan secara fisik
juga diberikan oleh BPTP Pontianak dalam bentuk pemberian paket agen biologi
jamur Metarhizium sebanyak 2000 gram formulasi kepada peserta pekebun
hingga dapat dipraktekkan penggunaan di kebun masing-masing, 1 set perangkap
feromon untuk didemonstrasikan di lokasi sosialisasi, serta peminjaman alat
chainshaw sebanyak 1 unit untuk digunakan menebang batang-batang kelapa mati yang masih berdiri.
Melihat
antusiasme yang tinggi, BPTP Pontianak juga mendorong agar para pekebun dapat
mengaktifkan dan memberdayakan kembali kelompok tani yang sebenarnya sudah ada
akan tetapi tidak berjalan dengan aktif, sehingga setiap kegiatan budidaya dan
pengendalian tanaman dapat dilakukan secara bersama-sama dan terkoordinasi.
Meski
hanya berlangsung singkat, kegiatan Sosialisasi Pengendalian Kumbang Kelapa
diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna bagi pekebun di daerah Parit
Dewang, Desa Teluk Pakedai Hulu. Harapan lebih lanjut, adalah pekebun dapat
meningkatkan kemampuan pengetahuannya melalui pembinaan yang berkelanjutan dan
kegiatan-kegiatan lain oleh BPTP Pontianak di masa mendatang.
[
]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar