Minggu, 29 Oktober 2017

SOSIALISASI PENGENDALIAN KUMBANG KELAPA SECARA TERPADU DI PARIT DEWANG, DESA TELUK PAKEDAI HULU, KECAMATAN TELUK PAKEDAI, KABUPATEN KUBU RAYA

Tanaman Kelapa dalam dan kelapa hibrida merupakan jenis tanaman perkebunan yang dominan budidayakan di daerah Kecamatan Teluk Pakedai, Kabupaten Kubu Raya . Dan akhir-akhir ini dilaporkan mengalami serangan kumbang kelapa atau Oryctes rhinoceros (bahasa lokal : “cemara”) sehingga menyebabkan tanaman menjadi rusak dan bahkan mengalami kematian. Gejala serangan berupa guntingan yang khas pada pelapah kelapa merupakan pemandangan yang biasa terlihat pada kebun kelapa di daerah ini. Kerusakan yang parah bahkan menyebabkan tanaman menjadi mati dan hanya meninggalkan batang-batang kelapa mati yang masih berdiri.


Kerusakan akibat serangan hama ini semakin meluas dan serius dengan mulai banyaknya tanaman kelapa sawit terutama tanaman muda (TBM) yang juga terserang. Hal ini sangat meresahkan dan dikeluhkan oleh para pekebun di daerah Parit Dewang, Desa Teluk Pakedai Hulu ketika bertemu dengan tim dari BPTP Pontianak saat melakukan kegiatan monitoring OPT pada bulan Agustus lalu di daerah tersebut.

Menindaklanjuti akan keluhan dari masyarakat di Parit Dewang tersebut, maka pada tanggal 26 dan 27 Oktober 2017, BPTP Pontianak kembali mengirimkan tim yang terdiri dari 4 tenaga teknis dan 1 orang petugas UPPT Sungai Kakap untuk melakukan kegiatan sosialisasi pengendalian kumbang kelapa secara terpadu pada masyarakat pekebun kelapa dan kelapa sawit di Parit Dewang, Desa Teluk Pakedai Hulu, Kecamatan Teluk Pakedai Kabupaten Kubu Raya. Sosialisasi ini disambut gembira dan mendapat antusiasisme yang tinggi dari 20 orang pekebun yang menghadiri acara tersebut.



Materi kegiatan sosialisasi pengendalian meliputi beberapa hal meliputi sosialisasi informasi dalam bentuk presentasi pengenalan OPT kelapa dan kelapa sawit terutama hama kumbang kelapa (Oryctes rhinoceros), pengenalan tehnik-tehnik pengendalian OPT Kelapa secara terpadu yang mencakup penggunaan feromon, perangkap cahaya, pengendalian secara kimiawi dan biologi (menggunakan jamur hijau Metarhizium anisopliae), pemberian leaflet dan brosur informasi OPT serta diakhiri dengan kegiatan praktek lapangan.



Dalam praktek lapangan, tim BPTP Pontianak memperkenalkan bagaimana cara mengetahui gejala dan tanda serangan kumbang kelapa, mencari sarang-sarang alami hama, tehnik menaburkan agen biologi jamur hijau Metarhizium ke sarang alami/buatan, serta tehnik pembuatan dan pemasangan perangkap feromon.

Selain dalam bentuk transfer informasi teknologi pengendalian, bantuan secara fisik juga diberikan oleh BPTP Pontianak dalam bentuk pemberian paket agen biologi jamur Metarhizium sebanyak 2000 gram formulasi kepada peserta pekebun hingga dapat dipraktekkan penggunaan di kebun masing-masing, 1 set perangkap feromon untuk didemonstrasikan di lokasi sosialisasi, serta peminjaman alat chainshaw sebanyak 1 unit untuk digunakan menebang batang-batang kelapa mati yang  masih berdiri.

Melihat antusiasme yang tinggi, BPTP Pontianak juga mendorong agar para pekebun dapat mengaktifkan dan memberdayakan kembali kelompok tani yang sebenarnya sudah ada akan tetapi tidak berjalan dengan aktif, sehingga setiap kegiatan budidaya dan pengendalian tanaman dapat dilakukan secara bersama-sama dan terkoordinasi.

Meski hanya berlangsung singkat, kegiatan Sosialisasi Pengendalian Kumbang Kelapa diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna bagi pekebun di daerah Parit Dewang, Desa Teluk Pakedai Hulu. Harapan lebih lanjut, adalah pekebun dapat meningkatkan kemampuan pengetahuannya melalui pembinaan yang berkelanjutan dan kegiatan-kegiatan lain oleh BPTP Pontianak di masa mendatang.


[ ]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar