Erlan Ardiana Rismansyah, Hithman Sitorus, S. P., Suadin
S. P., Ellyazar S. P., dan Sri
Umiyati. 2012. Pengembangan Tehnik Pengamatan Hama
Penggerek Buah Kakao, Penyakit Busuk Buah Dan Penyakit Vascular Streak Dieback Di
Sentra Produksi Kakao Provinsi Kalimantan Barat. Di bawah koordinasi Kegiatan Kepala Seksi Data dan Informasi
Gambar : Beberapa OPT Kakao di Kalimantan Barat
Kakao merupakan salah satu komoditas andalan
perkebunan yang berperan penting di Indonesia. Meski berpotensi besar, produktivitas kakao di Indonesia
masih terbentur oleh berbagai macam kendala antara lain adanya gangguan dari
organisme pengganggu tumbuhan (OPT) penting yang menyerang tanaman kakao yaitu Hama
Penggerek Buah Kakao (PBK), Penyakit Vascular
Streak Dieback (VSD) dan penyakit Busuk buah Kakao (BBK).
Pengamatan dalam PHT sangat penting dalam rangka pengambilan keputusan. Karena luasnya areal perkebunan dan terbatasnya
sumberdaya, metode pengamatan perlu dikembangkan agar lebih efisien (waktu,
tenaga dan biaya).
Metode Surveilan adalah salah satu metode pengamatan yang perlu dikaji
penerapannya di lapangan.
Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengetahui
perbandingan data hasil pengamatan dengan metode surveilans dan dengan metode
konvensional pada hama PBK dan penyakit Busuk Buah serta mendeteksi keberadaan penyakit Vascular Streak Dieback (VSD) pada sentra kakao di Kalimantan Barat
Kegiatan dilaksanakan di kebun
kakao pada 9 kecamatan yang terdapat di 6 kabupaten di Kalimantan Barat. Pengamatan
Hama PBK dilakukan menghitung persentase dan intensitas serangan PBK dari 100
buah sampel yang diambil dari masing-masing kebun sampel. Pengamatan
penyakit busuk buah dilakukan dengan mengamati dan menghitung gejala busuk buah yang ada di
pohon sampel dan dipersentase dibandingkan dengan jumlah semua buah pada pohon sampel. Sementara pengamatan penyakit VSD dilakukan dengan mengamati gejala yang dapat dilihat pada setiap pohon
contoh. Untuk masing-masing pohon sampel diamati gejala penyakit meliputi gejala perubahan warna daun, adanya noktah warna
coklat pada bekas duduk daun dan garis coklat pada jaringan kayu
ranting/cabang/batang, serta adanya perubahan lentisel pada permukaan ranting.
Jumlah pohon contoh yang digunakan untuk pengamatan penyakit BBK dan VSD sebanyak
25 pohon kakao.
Hasil kegiatan menunjukkan Hama
Penggerek Buah Kakao dan Penyakit Busuk Buah merupakan 2 OPT utama yang
menyerang tanaman kakao di provinsi Kalimantan Barat. Persentase serangan kedua
OPT tersebut masing-masing berkisar antara 2,9 % sampai dengan 88 % dan 12-95 %.
Penyakit Vascular Streak Dieback (VSD) yang disebabkan oleh jamur Oncobasidium theobromae telah menyerang
beberapa lokasi kakao di provinsi Kalimantan Barat antara lain di Kabupaten
Pontianak, Sanggau dan Landak dengan persentase serangan berkisar antara 2 –
25,7%.
Data luas
serangan OPT hasil pengamatan dengan metode surveilans cenderung lebih besar dibanding data
hasil pengamatan konvensional karena pengambilan petak pengamatan
surveilans dilakukan pada wilayah/lokasi yang merupakan kantong-kantong
serangan OPT bersangkutan, sedang dengan pengamatan konvensional dilakukan
pada kebun sampel tetap tanpa memasukkan pertimbangan tingkat serangan OPT
tersebut.
Metode
surveilens lebih tepat digunakan untuk tujuan tertentu seperti mengetahui
keberadaan OPT tertentu di wilayah tertentu. Dengan teknik surveilens,
keberadaan OPT bisa diketahui secara cepat, tepat dan efisien. Pengamatan
dengan metode surveilens lebih mudah dilakukan karena jumlah sampel yang
dibutuhkan lebih sedikit dan metode pengamatannya yang lebih mudah
Sedangkan untuk
mengetahui perkembangan OPT secara rutin di tiap kecamatan dan daerah, lebih
disarankan untuk melakukan pengamatan secara rutin / pengamatan biasa. Karena
pengamatan OPT dilakukan secara rutin dan lebih teliti setiap bulan sehingga
perkembangan OPT yang ada di tiap daerah bisa diketahui. Perkembangan OPT tersebut
kemudian dapat dijadikan dasar untuk pengambilan keputusan pengendalian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar