Penyakit busuk buah dan kanker batang/cabang kakao yang
disebabkan oleh cendawan Phytophthora palmivora merupakan masalah serius di
hampir semua negara penghasil kakao di dunia termasuk Indonesia.
Penyakit tersebut umumnya timbul pada musim hujan karena
perkembangannya dipengaruhi oleh curah hujan. Penyakit busuk buah dan kanker
batang/cabang Phytophthora tersebar hampir di semua negara produsen kakao.
Kakao di daerah beriklim basah umumnya lebih menderita akibat serangan patogen
ini daripada di daerah beriklim kering. Penyakit ini dapat dijumpai hampir di
semua ketinggian tempat kakao diusahakan.
Jumlah tanaman yang menderita kanker batang/cabang di daerah
endemis pada tanaman berumur 4-8 tahun dapat mencapai 50%, sedangkan tanaman
yang mati akibat penyakit ini dapat mencapai 8%. Bagian batang/cabang yang
terserang kanker tidak akan dapat membentuk bunga.
Kehilangan produksi yang diakibatkan oleh busuk buah Phytophthora di seluruh dunia berkisar 10-80%, di Asia Pasifik 5-80% dan di Indonesia khususnya di Jawa dapat mencapai 32-48%.
Pengendalian terpadu yang dimaksud untuk penyakit ini adalah dengan memadukan pengendalian secara manual, kultur teknis dan kimiawi, kultur teknis. Tujuannya ialah mengurangi sumber infeksi, menghambat perkembangan penyakit dan memperkecil masalah penyakit. Praktek pengendalian penyakit busuk buah dan kanker batang pada tanaman kakao sebagai materi magang adalah melaksanakan pengendalian secara mekanis dan kultur teknis dikombinasikan dengan pengendalian secara kimiawi
Pengendalian Mekanis dan Kultur Teknis
Memetik semua buah terserang. Buah masak yang terserang
setelah bijinya diambil, kulit buahnya segera dimasukkan ke dalam lubang dan
ditimbun tanah setebal + 30 cm. buah-buah terserang yang belum bisa diambil
bijinya segera dikuburkan
Pengendalian Kimiawi
- Mengerok bagian batang atau cabang yang busuk karena kanker, sampai pada bagian yang masih sehat kemudian melumasinya dengan fungisida berbahan aktif tembaga oksida. tujuannya adalah mencegah meluasnya kanker
- Menyemprot semua buah kakao dengan fungisida dengan interval 2-3 minggu. Fungisida yang dianjurkan adalah fungisida yang berbahan aktif tembaga oksida atau tembaga oksida + promamokarb. Hal ini dilakukan pada pertanaman dengan intensitas serangan > 5%. Tujuannya ialah menghambat timbulnya infeksi baru.
Dokumentasi Kegiatan Teknologi Pengendalian Penyakit
Busuk Buah dan Kanker Batang Pada
Tanaman Kakao
Tidak ada komentar:
Posting Komentar