
Banyaknya batang-batang kelapa yang terus berdiri selain menyulitkan dalam pengendalian
hama Oryctes juga menyebabkan serangan senantiasa terus terjadi sepanjang waktu
karena populasi hama banyak berkembang pada batang-batang yang masih berdiri. Hal
ini dikarenakan kumbang Oryctes menyenangi tempat-tempat yang mengandung bahan
organik seperti batang kelapa lapuk untuk dijadikan sebagai tempat meletakkan telurnya,
baik pada pangkal batang bekas potongan batang kelapa, gelondongan batang yang sudah
tumbang maupun pada batang kelapa rusak yang masih berdiri.
Dokumentasi : Batang pohon kelapa yang rusak karena serangan Oryctes tapi masih berdiri
Meskipun stadium hama yang aktif merusak tanaman kelapa adalah stadium imago
atau kumbang dewasa, pengendalian kumbang kelapa tidak hanya dilakukan terhadap
stadium yang merusak saja atau hanya mengendalikan kumbang dewasa saja. Salah satu
cara pengendalian yang dapat ditempuh adalah dengan memutus siklus hidup kumbang
yaitu mengendalikan tahap perkembangan hama sebelum menjadi serangga dewasa
atau stadia telur, larva dan pupa dengan cara menghancurkan sarang-sarang
alaminya.
Pada kasus serangan kumbang kelapa di Kecamatan Jawai Selatan, sarang alami
banyak ditemukan pada tanaman kelapa rusak yang masih berdiri. Dan untuk itu, pohon-pohon
kelapa rusak yang masih berdiri harus ditumbangkan kemudian dipotong-potong dan
dicacah (chipping) menjadi serpihan kayu kecil. Setiap stadia hama yang ditemukan
kemudian dimusnahkan. Akan tetapi permasalahan berikutnya muncul ketika tiadanya
alat pemotong atau chainsaw di kelompok tani untuk memotong pohon-pohon kelapa yang
masih berdiri tersebut.
Untuk mengatasi masalah tersebut maka Balai Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP)
Pontianak melalui unit Brigade Proteksi Tanaman memberikan layanan peminjaman alat
chainsaw sebanyak 4 unit kepada 3 kelompok tani di 2 desa di Kecamatan Jawai
Selatan yaitu di Desa Jawai Laut dan Desa Jelu Air. Peminjaman dilakukan atas
nama kelompok tani dan diserahkan oleh petugas BPTP Pontianak pada tanggal 21
November 2019 untuk digunakan dalam kegiatan pengendalian hama kumbang kelapa
secara mekanis selama durasi satu bulan.
Dokumentasi : Penyerahan peminjaman 4 unit chainsaw untuk kelompok tani di Desa Jelu Air dan Jawai Laut
Dengan adanya peminjaman peralatan chainsaw tersebut diharapkan petani di
Jawai Selatan dapat melakukan kegiatan pengendalian hama kumbang kelapa di
daerahnya dengan lebih menyeluruh dan terpadu. Karena penggunaan chainsaw sebagai
upaya pengendalian mekanis untuk memotong batang kelapa yang masih berdiri
melengkapi kegiatan pengendalian sebelumnya juga telah dilakukan pengendalian dengan
menggunakan perangkap feromon dan penaburan agens hayati Metarhizium. Semoga
kegiatan yang telah dilakukan dapat mengurangi kerusakan atau bahkan menghilangkan
serangan hama kumbang kelapa di daerah Kecamatan Jawai Selatan.
Dokumentasi : Kegiatan Pengendalian Mekanis dengan penebangan dan pencacahan pohon kelapa rusak menggunakan chainsaw peminjaman dari BPTP Pontianak
Dokumentasi : Kegiatan Pengendalian Mekanis Kumbang Kelapa di Desa Jelu Air
Tidak ada komentar:
Posting Komentar