Minggu, 22 Desember 2019

BANTUAN PEMINJAMAN ALAT CHAINSAW OLEH BPTP PONTIANAK UNTUK PENGENDALIAN HAMA ORYCTES DI 3 KELOMPOK TANI DI KECAMATAN JAWAI SELATAN



Hama kumbang kelapa Oryctes rhinoceros masih merupakan masalah utama dalam budidaya kelapa dalam di kecamatan Jawai Selatan. Hama ini menyerang bagian umbut atau titik tumbuh tanaman dan janur muda yang belum membuka dengan cara menggerek sehingga menyebabkan janur ketika membuka menjadi tergunting seperti huruf V. Dalam satu pelepah terkadang terdapat guntingan oleh kumbang lebih dari satu guntingan. Pada tingkat serangan yang berat, titik tumbuh menjadi rusak dan janur tidak dapat tumbuh lagi sehingga menyisakan batang-batang kelapa yang berdiri merana dan mati sehingga tanaman kelapa menjadi berhenti berproduksi.


Banyaknya batang-batang kelapa yang terus berdiri selain menyulitkan dalam pengendalian hama Oryctes juga menyebabkan serangan senantiasa terus terjadi sepanjang waktu karena populasi hama banyak berkembang pada batang-batang yang masih berdiri. Hal ini dikarenakan kumbang Oryctes menyenangi tempat-tempat yang mengandung bahan organik seperti batang kelapa lapuk untuk dijadikan sebagai tempat meletakkan telurnya, baik pada pangkal batang bekas potongan batang kelapa, gelondongan batang yang sudah tumbang maupun pada batang kelapa rusak yang masih berdiri.


Dokumentasi : Batang pohon kelapa yang rusak karena serangan Oryctes tapi masih berdiri


Meskipun stadium hama yang aktif merusak tanaman kelapa adalah stadium imago atau kumbang dewasa, pengendalian kumbang kelapa tidak hanya dilakukan terhadap stadium yang merusak saja atau hanya mengendalikan kumbang dewasa saja. Salah satu cara pengendalian yang dapat ditempuh adalah dengan memutus siklus hidup kumbang yaitu mengendalikan tahap perkembangan hama sebelum menjadi serangga dewasa atau stadia telur, larva dan pupa dengan cara menghancurkan sarang-sarang alaminya.

Pada kasus serangan kumbang kelapa di Kecamatan Jawai Selatan, sarang alami banyak ditemukan pada tanaman kelapa rusak yang masih berdiri. Dan untuk itu, pohon-pohon kelapa rusak yang masih berdiri harus ditumbangkan kemudian dipotong-potong dan dicacah (chipping) menjadi serpihan kayu kecil. Setiap stadia hama yang ditemukan kemudian dimusnahkan. Akan tetapi permasalahan berikutnya muncul ketika tiadanya alat pemotong atau chainsaw di kelompok tani untuk memotong pohon-pohon kelapa yang masih berdiri tersebut.

Untuk mengatasi masalah tersebut maka Balai Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP) Pontianak melalui unit Brigade Proteksi Tanaman memberikan layanan peminjaman alat chainsaw sebanyak 4 unit kepada 3 kelompok tani di 2 desa di Kecamatan Jawai Selatan yaitu di Desa Jawai Laut dan Desa Jelu Air. Peminjaman dilakukan atas nama kelompok tani dan diserahkan oleh petugas BPTP Pontianak pada tanggal 21 November 2019 untuk digunakan dalam kegiatan pengendalian hama kumbang kelapa secara mekanis selama durasi satu bulan.




Dokumentasi : Penyerahan peminjaman 4 unit chainsaw untuk kelompok tani di Desa Jelu Air dan Jawai Laut


Dengan adanya peminjaman peralatan chainsaw tersebut diharapkan petani di Jawai Selatan dapat melakukan kegiatan pengendalian hama kumbang kelapa di daerahnya dengan lebih menyeluruh dan terpadu. Karena penggunaan chainsaw sebagai upaya pengendalian mekanis untuk memotong batang kelapa yang masih berdiri melengkapi kegiatan pengendalian sebelumnya juga telah dilakukan pengendalian dengan menggunakan perangkap feromon dan penaburan agens hayati Metarhizium. Semoga kegiatan yang telah dilakukan dapat mengurangi kerusakan atau bahkan menghilangkan serangan hama kumbang kelapa di daerah Kecamatan Jawai Selatan.


Dokumentasi : Kegiatan Pengendalian Mekanis dengan penebangan dan pencacahan pohon kelapa rusak menggunakan chainsaw peminjaman dari BPTP Pontianak


Dokumentasi : Kegiatan Pengendalian Mekanis Kumbang Kelapa di Desa Jelu Air

[ear]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar