PENDAHULUAN
Ulat api merupakan kelompok hama dari keluarga Limacodidae
yang terdiri dari banyak spesies dan merupakan hama penting pada beberapa
tanaman perkebunan utama terutama kelapa sawit. Untuk beberapa daerah tertentu,
ulat api sudah menjadi endemik sehingga sangat sulit dikendalikan. Meskipun
tidak mematikan tanaman, hama ini sangat merugikan secara ekonomi. Dengan daun
yang habis akan sangat mengganggu proses fotosintesa tanaman, yang pada
akhirnya akan menurunkan produktivitas. Biasanya produksi akan turun 2 tahun
setelah terjadi serangan ulat api.
Secara biologi, ulat api perkembangan dan persebarannya
sangat lambat. Tidak mungkin serangan hama ini tiba-tiba dalam waktu singkat
dan luasan yang sangat luas. Pasti serangan dimulai dari populasi yang sangat
rendah dan dalam luasan yang tidak luas. Oleh karena itu sejak lama
diperkenalkan konsep pengendalian hama ini dengan early warning system (EWS)
atau sistem peringatan dini. Sistem ini mengadopsi perilaku dan biologi ulat
api tersebut.
Salah satu kunci keberhasilan pengendalian hama ulat api
adalah penerapan EWS dalam rangka sistem Pengendalian Hama Terpadu. Selain itu
juga harus diikuti dengan ketersediaan bahan dan alat aplikasi, sumber daya
manusia yang mumpuni, dan teknologi yang efektif dan efisien. EWS yang
dikembangkan untuk ulat api terdiri dari sistem sensus populasi, padat populasi
kritis hama ini dan organisasi pelaksanaan EWS. Sensus populasi terdiri dari
kegiatan observasi, sensus global dan sensus efektif.
Apabila sistem EWS telah berjalan dengan baik di perkebunan
kelapa sawit dan pada saat ini teknologi pengendalian hama ini sudah tersedia
maka diharapkan ulat api selalu terkendali di bawah ambang ekonomi. Jika ada
laporan serangan ulat api pada suatu perkebunan kelapa sawit dengan skala yang
sangat luas maka dipastikan bahwa sistem EWS di perkebunan tersebut tidak
berjalan dengan baik. Dengan demikian pengendalian hama itu sudah sangat sulit
dan membutuhkan waktu dan biaya yang sangat mahal dalam pengendaliannya.
Di lingkungan kantor Balai Proteksi Tanaman Perkebunan
Pontianak terdapat sarana kebun koleksi yang meskipun tidak dalam areal yang
luas tetapi memiliki beberapa tanaman perkebunan seperti kelapa, kelapa sawit,
kakao, kopi, lada dan beberapa tanaman lainnya.
Sebagaimana kebun di lapangan, kebun koleksi BPTP Pontianak
juga dilakukan perawatan dan pemeliharaan dalam menjaga pertumbuhan dan
produktivitas tanamannya. Termasuk di dalam kegiatan tersebut adalah kegiatan
pengamatan dan pengendalian OPT yang menyerang tanaman kebun koleksi.
Sejak bulan Januari 2025 telah ditemukan dan diamati pada
beberapa tanaman di kebun koleksi BPTP Pontianak mengalami serangan hama ulat
api. Tanaman pertama yang terserang adalah tanaman kelapa, akan tetapi kemudian
menyebar ke beberapa tanaman lainnya seperti kopi, kakao dan jambu air.
Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan pengamatan dan pengendalian terhadap ulat api yang menyerang tanaman di kebun koleksi BPTP Pontianak.
[ download ]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar