Rabu, 25 November 2015

PELEPASAN PARASITOID PUPA TETRASTICHUS BRONTISPAE UNTUK MENGENDALIKAN HAMA KUMBANG JANUR KELAPA DI KELOMPOK TANI TUNAS BARU SUNGAI BAKAU BESAR DARAT


Di Provinsi Kalimantan Barat, Kumbang Janur kelapa (Brontispa longissima) dan kumbang bibit kelapa (Plesispa reichei) merupakan hama utama pada tanaman kelapa selain hama kumbang utama Oryctes rhinoceros dan telah menyerang secara endemis di beberapa daerah antara lain di kabupaten Pontianak. Tingkat kerusakan akibat serangan hama ini bervariasi dari mulai ringan hingga kerusakan berat. Serangan berat pada bibit kelapa dapat menyebabkan kematian tanaman sedangkan serangan pada tanaman kelapa belum menghasilkan dapat menyebabkan berkurangnya potensi hasil kelapa yang dihasilkan.

Salah satu upaya pengendalian yang dinilai efektif dan efisien adalah dengan menggunakan musuh alami. Salah satu musuh alami dari kumbang janur kelapa adalah parasitoid pupa Tetrastichus brontispae. Tingkat parasitasi musuh alami ini berkisar antara 60-90 %, sementara pada kondisi di lapangan parasitasinya dapat bertahan 30-60%.

Meskipun  mempunyai banyak kelebihan, akan tetapi pengendalian hayati masih belum dapat diaplikasikan dengan baik di lapangan. Hal ini salah satunya dikarenakan kurangnya pengetahuan dan informasi mengenai metode pengendalian hayati di tingkat petani. Oleh karena itu BPTP Pontianak sebagai instansi yang membidangi perlindungan perkebunan perlu lebih mengenalkan metode pengendalian hayati ini kepada petani kelapa khususnya di Kalimantan Barat.


Untuk tujuan tersebut, maka selama periode bulan Juli-September 2015 telah dilakukan kegiatan Pengembangan dan penyebaran musuh alami kumbang janur kelapa (Brontispa longissima) yaitu parasitoid pupa Tetrastichus brontispae serta sosialisasinya di tingkat petani di Kelompok Tani TUNAS BARU Desa Bakau Besar Barat Kecamatan Sungai Pinyuh Kabupaten Mempawah. Dengan meliputi 3 tahap kegiatan yaitu :

1. Kegiatan Perbanyakan Parasitoid Tetrastichus brontispae di laboratorium

Kegiatan ini merupakan tahap awal yang merupakan kegiatan pengembangan parasitoid tahun anggaran 2015 dengan memperbanyak parasitoid di laboratorium. Perbanyakan dilakukan dengan mengambil pupa terinfeksi oleh parasitoid di lapangan sebagai starter dan rearing pupa sehat Brontispa sebagai inang untuk diinfeksi oleh parasitoid di laboratorium sampai jumlahnya siap untuk dilepaskan di lapangan. Tahap ini dilakukan selama 3 bulan yaitu mulai bulan Juli – September 2015




Gambar : Dokumentasi Kegiatan Perbanyakan Massal di Laboratorium


2. Kegiatan Sosialisasi Pengendalian OPT Kelapa di Tingkat Petani

Pada tanggal 27 Agustus 2015 dilakukan sosialisasi pengendalian kumbang janur kelapa secara terpadu menggunakan metode biologis berupa pelepasan parasitoid Tetrastichus brontispae di tingkat kelompok tani yang dilaksanakan di Ruang Pertemuan BPTP Pontianak dengan diikuti oleh petani anggota kelompok Tani TUNAS BARU  Desa Sungai Bakau Besar Barat, Kec. Sungai Pinyuh Kab Mempawah. Sosialisasi ini diikuti oleh sekitar 30 petani kelapa di wilayah tersebut.

Materi sosialisasi mencakup pengenalan hama kumbang janur kelapa, pengendalian terpadu hama kumbang janur kelapa dan praktek aplikasi pengendalian hayati di kebun petani yang terserang oleh kumbang janur kelapa.


Gambar : Dokumentasi Kegiatan Sosialisasi Pengendalian Hayati OPT Kelapa di BPTP Pontianak

     

3. Kegiatan Pelepasan Parasitoid Tetrastichus brontispae di Lapangan

Kegiatan pelepasan parasitoid di lapangan merupakan lanjutan dari kegiatan sosialisasi yang telah dilakukan sebelumnya dan dilakukan pada tanggal 3-4 September 2015 di kebun petani dari Kelompok Tani TUNAS BARU Desa Sungai Bakau Besar Barat, Kec. Sungai Pinyuh Kab Mempawah. Praktek pelepasan parasitoid T. Brontispae dilaksanakan dengan memasang koker yang telah berisi parasitoid T. Brontispae di kebun petani. 1 koker berisi 5 pupa terinfeksi dan 1 hektar hanya membutuhkan 5 koker yang dipasang secara merata pada kebun kelapa. Pemasangan koker diusahakan sedekat mungkin dengan janur kelapa yang terserang sehingga ketika parasitoid keluar dari koker dapat langsung memparasit pupa kumbang janur kelapa. Total pelepasan parasitoid T. Brontispae pada kegiatan ini dilakukan untuk luasan pengendalian 16 hektar

Beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika melakukan pemasangan koker antara lain adalah:

a. Petani harus mengetahui batas waktu pemasangan koker yang berisi pupa terinfeksi. Dengan mengetahui batas waktu tersebut diharapkan pemasangan koker dilakukan sesegera mungkin sebelum parasitoid keluar dari pupa terinfeksi

b. Pemasangan koker harus sedekat mungkin dengan janur kelapa. Perlu diperhatikan juga arah angin ketika pemasangan dilakukan

c. Koker diletakkan di kebun pada saat sore atau pagi hari ketika cuaca tidak panas

d. Janur kelapa pada tanaman yang dipasang koker tidak dipotong. Hal ini bertujuan agar ketika parasitoid keluar dapat langsung memparasitasi pupa kumbang janur

e. Hindari penggunaan pestisida sintetik pada area kebun yang dilakukan pelepasan parasitoid




Gambar : Dokumentasi Kegiatan Pelepasan Parasitoid Tetrastichus brontispae di Lapangan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar