Di Provinsi Kalimantan Barat, Kumbang Janur kelapa (Brontispa
longissima) dan kumbang bibit kelapa (Plesispa reichei) merupakan hama utama
pada tanaman kelapa selain hama kumbang utama Oryctes rhinoceros dan telah
menyerang secara endemis di beberapa daerah antara lain di kabupaten Pontianak.
Tingkat kerusakan akibat serangan hama ini bervariasi dari mulai ringan hingga
kerusakan berat. Serangan berat pada bibit kelapa dapat menyebabkan kematian
tanaman sedangkan serangan pada tanaman kelapa belum menghasilkan dapat
menyebabkan berkurangnya potensi hasil kelapa yang dihasilkan.
Salah satu upaya pengendalian yang dinilai efektif dan
efisien adalah dengan menggunakan musuh alami. Salah satu musuh alami dari
kumbang janur kelapa adalah parasitoid pupa Tetrastichus brontispae. Tingkat
parasitasi musuh alami ini berkisar antara 60-90 %, sementara pada kondisi di
lapangan parasitasinya dapat bertahan 30-60%.
Meskipun mempunyai
banyak kelebihan, akan tetapi pengendalian hayati masih belum dapat
diaplikasikan dengan baik di lapangan. Hal ini salah satunya dikarenakan
kurangnya pengetahuan dan informasi mengenai metode pengendalian hayati di
tingkat petani. Oleh karena itu BPTP Pontianak sebagai instansi yang membidangi
perlindungan perkebunan perlu lebih mengenalkan metode pengendalian hayati ini
kepada petani kelapa khususnya di Kalimantan Barat.
Untuk tujuan tersebut, maka selama periode bulan
Juli-September 2015 telah dilakukan kegiatan Pengembangan dan penyebaran musuh
alami kumbang janur kelapa (Brontispa longissima) yaitu parasitoid pupa Tetrastichus brontispae serta
sosialisasinya di tingkat petani di Kelompok Tani TUNAS BARU Desa Bakau Besar
Barat Kecamatan Sungai Pinyuh Kabupaten Mempawah. Dengan meliputi 3 tahap
kegiatan yaitu :
1. Kegiatan Perbanyakan Parasitoid Tetrastichus brontispae
di laboratorium
Kegiatan ini merupakan tahap awal yang merupakan kegiatan
pengembangan parasitoid tahun anggaran 2015 dengan memperbanyak parasitoid di
laboratorium. Perbanyakan dilakukan dengan mengambil pupa terinfeksi oleh
parasitoid di lapangan sebagai starter dan rearing pupa sehat Brontispa sebagai
inang untuk diinfeksi oleh parasitoid di laboratorium sampai jumlahnya siap
untuk dilepaskan di lapangan. Tahap ini dilakukan selama 3 bulan yaitu mulai
bulan Juli – September 2015
Gambar : Dokumentasi Kegiatan Perbanyakan Massal di
Laboratorium
2. Kegiatan Sosialisasi Pengendalian OPT Kelapa di Tingkat
Petani
Pada tanggal 27 Agustus 2015 dilakukan sosialisasi
pengendalian kumbang janur kelapa secara terpadu menggunakan metode biologis
berupa pelepasan parasitoid Tetrastichus brontispae di tingkat kelompok tani yang
dilaksanakan di Ruang Pertemuan BPTP Pontianak dengan diikuti oleh petani
anggota kelompok Tani TUNAS BARU Desa
Sungai Bakau Besar Barat, Kec. Sungai Pinyuh Kab Mempawah. Sosialisasi ini
diikuti oleh sekitar 30 petani kelapa di wilayah tersebut.
Materi sosialisasi mencakup pengenalan hama kumbang janur
kelapa, pengendalian terpadu hama kumbang janur kelapa dan praktek aplikasi
pengendalian hayati di kebun petani yang terserang oleh kumbang janur kelapa.
Gambar : Dokumentasi Kegiatan Sosialisasi Pengendalian
Hayati OPT Kelapa di BPTP Pontianak
3. Kegiatan Pelepasan Parasitoid Tetrastichus brontispae di
Lapangan
Kegiatan pelepasan parasitoid di lapangan merupakan lanjutan
dari kegiatan sosialisasi yang telah dilakukan sebelumnya dan dilakukan pada
tanggal 3-4 September 2015 di kebun petani dari Kelompok Tani TUNAS BARU Desa
Sungai Bakau Besar Barat, Kec. Sungai Pinyuh Kab Mempawah. Praktek pelepasan parasitoid
T. Brontispae dilaksanakan dengan memasang koker yang telah berisi parasitoid T.
Brontispae di kebun petani. 1 koker berisi 5 pupa terinfeksi dan 1 hektar hanya
membutuhkan 5 koker yang dipasang secara merata pada kebun kelapa. Pemasangan
koker diusahakan sedekat mungkin dengan janur kelapa yang terserang sehingga
ketika parasitoid keluar dari koker dapat langsung memparasit pupa kumbang
janur kelapa. Total pelepasan parasitoid T. Brontispae pada kegiatan ini
dilakukan untuk luasan pengendalian 16 hektar
Beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika melakukan
pemasangan koker antara lain adalah:
a. Petani harus mengetahui batas waktu pemasangan koker yang
berisi pupa terinfeksi. Dengan mengetahui batas waktu tersebut diharapkan
pemasangan koker dilakukan sesegera mungkin sebelum parasitoid keluar dari pupa
terinfeksi
b. Pemasangan koker harus sedekat mungkin dengan janur kelapa.
Perlu diperhatikan juga arah angin ketika pemasangan dilakukan
c. Koker diletakkan di kebun pada saat sore atau pagi hari
ketika cuaca tidak panas
d. Janur kelapa pada tanaman yang dipasang koker tidak
dipotong. Hal ini bertujuan agar ketika parasitoid keluar dapat langsung
memparasitasi pupa kumbang janur
e. Hindari penggunaan pestisida sintetik pada area kebun yang
dilakukan pelepasan parasitoid
Gambar : Dokumentasi Kegiatan Pelepasan Parasitoid Tetrastichus
brontispae di Lapangan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar