Cacatan Awal :
Ketidakpuasan akan melanda jiwa yang selalu lapar.......
Sebelumnya telah dilakukan uji kecil untuk mengetahui kemampuan makan predator cocopet terhadap kumbang Janur Kelapa. Sejujurnya, memang kurang memadai sebagai informasi, dan perlu pengulangan-pengulangan uji kecil tersebut untuk lebih memperbanyak data. Oleh karena itu, masih dalam kontek uji yang sama, saya kembali mencoba menguji kemampuan memangsa predator cocopet tersebut dengan sedikit lebih detil..... (Meskipun belum memenuhi syarat ilmiah). Semoga bermanfaat... dan semoga pula, saya dapat kembali menguji dengan rancangan yang lebih baik dan lebih ilmiah......
Pendahuluan
Kumbang Janur kelapa (Brontispa longissima) dan kumbang bibit kelapa (Plesispa reichei) merupakan hama utama pada tanaman kelapa di provinsi Kalimantan Barat, selain hama kumbang utama Oryctes rhinoceros. Beberapa daerah diketahui merupakan daerah endemis serangan hama janur kelapa, antara lain di kabupaten Pontianak dan Kubu Raya. Tingkat kerusakan akibat serangan hama ini bervariasi dari mulai ringan hingga kerusakan berat. Serangan berat pada bibit kelapa dapat menyebabkan kematian tanaman sedangkan serangan pada tanaman kelapa belum menghasilkan dapat menyebabkan berkurangnya potensi hasil kelapa yang dihasilkan.
Salah satu upaya pengendalian yang dinilai efektif dan efisien adalah dengan menggunakan musuh alami. Salah satu musuh alami dari kumbang janur kelapa yang diketahui ada di provinsi Kalimantan Barat adalah predator cocopet atau earwig.
Salah satu kelebihan predator sebagai musuh alami adalah predator tidak hanya memangsa satu stadia perkembangan hama namun hampir semua tahap perkembangan hama seperti larva, pupa dan imago dan dapat memangsa secara berkelanjutan selama hidupnya. Jadi predator memiliki keunggulan tertentu yakni tidak membutuhkan sinkronisasi dengan satu tahap rentan dari siklus hidup hama (Hall dan Ehler (1979) dalam Hagen et al., 1999 dalam Alouw, 2007). Berdasarkan suatu studi tentang penggunaan predator, 75 % dari hasil–hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa predator umum (general predator) dapat menurunkan populasi hama secara nyata (Symondson et al., 2002 dalam Alouw, 2007).
Meskipun mempunyai banyak kelebihan, akan tetapi pengendalian hayati masih belum dapat diaplikasikan dengan baik di lapangan. Hal ini salah satunya dikarenakan kurangnya informasi mengenai musuh alami tersebut dan pemanfaatannya di lapangan. Oleh karena itu perlu dilakukan kegiatan untuk mengetahui kemampuan dari musuh alami baik pada skala laboratorium maupun lapangan.
Tujuan Kegiatan
Tujuan kegiatan ini adalah melakukan uji pendahuluan kemampuan predasi predator cocopet terhadap hama kumbang Janur Kelapa di laboratorium
Pelaksanaan Kegiatan dan Pembahasan
Penyediaan Cocopet
Penyediaan Cocopet dilakukan dengan mengambil secara langsung cocopet pada kebun yang terserang oleh kumbang janur kelapa di daerah Desa Wajok Kecamatan Siantan Kabupaten Pontianak kemudian ditempatkan pada wadah plastik yang berventilasi kasa. Cocopet kemudian dipuasakan/tidak diberi makan selama 24 jam sebelum pengujian dilakukan.
Gambar : Cocopet yang diambil dari Desa Wajok (kiri) dan wadah pemeliharaan cocopet (kanan)
Penyediaan Kumbang Janur Kelapa
Telur, larva dan imago kumbang janur kelapa diambil dari lapang dan dipisahkan berdasarkan tahap perkembangannya di kotak-kotak pemeliharaan berupa kotak plastik Hama diberi makan daun kelapa muda/janur. Penggantian makanan dilakukan setiap 2 atau 3 hari tergantung kondisi daun.
Pengujian kemampuan memangsa
Pengujian dilakukan dengan menempatkan predator dan hama sesuai perlakuan pada wadah percobaan. Hama yang dikonsumsi pada setiap jam pengamatan (3, 6, 12 dan 24 dan 36 jam) dicatat. Pengamatan tambahan dilakukan juga terhadap tingkah laku predator dalam memangsa hama.
Perlakuan yang disusun adalah sebagai berikut
A. 1 ekor cocopet dewasa + 15 ekor imago kumbang janur
B. 1 ekor cocopet nimfa + 15 ekor larva muda kumbang janur
C. 1 ekor cocopet nimfa + 10 ekor campuran stadia larva tua dan pupa kumbang janur
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil pengamatan predasi cocopet terhadap kumbang janur adalah sebagai berikut :
Tabel : Kemampuan predasi cocopet terhadap kumbang janur kelapa di laboratorium
Salah satu upaya pengendalian yang dinilai efektif dan efisien adalah dengan menggunakan musuh alami. Salah satu musuh alami dari kumbang janur kelapa yang diketahui ada di provinsi Kalimantan Barat adalah predator cocopet atau earwig.
Salah satu kelebihan predator sebagai musuh alami adalah predator tidak hanya memangsa satu stadia perkembangan hama namun hampir semua tahap perkembangan hama seperti larva, pupa dan imago dan dapat memangsa secara berkelanjutan selama hidupnya. Jadi predator memiliki keunggulan tertentu yakni tidak membutuhkan sinkronisasi dengan satu tahap rentan dari siklus hidup hama (Hall dan Ehler (1979) dalam Hagen et al., 1999 dalam Alouw, 2007). Berdasarkan suatu studi tentang penggunaan predator, 75 % dari hasil–hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa predator umum (general predator) dapat menurunkan populasi hama secara nyata (Symondson et al., 2002 dalam Alouw, 2007).
Meskipun mempunyai banyak kelebihan, akan tetapi pengendalian hayati masih belum dapat diaplikasikan dengan baik di lapangan. Hal ini salah satunya dikarenakan kurangnya informasi mengenai musuh alami tersebut dan pemanfaatannya di lapangan. Oleh karena itu perlu dilakukan kegiatan untuk mengetahui kemampuan dari musuh alami baik pada skala laboratorium maupun lapangan.
Tujuan Kegiatan
Tujuan kegiatan ini adalah melakukan uji pendahuluan kemampuan predasi predator cocopet terhadap hama kumbang Janur Kelapa di laboratorium
Pelaksanaan Kegiatan dan Pembahasan
Penyediaan Cocopet
Penyediaan Cocopet dilakukan dengan mengambil secara langsung cocopet pada kebun yang terserang oleh kumbang janur kelapa di daerah Desa Wajok Kecamatan Siantan Kabupaten Pontianak kemudian ditempatkan pada wadah plastik yang berventilasi kasa. Cocopet kemudian dipuasakan/tidak diberi makan selama 24 jam sebelum pengujian dilakukan.
Gambar : Cocopet yang diambil dari Desa Wajok (kiri) dan wadah pemeliharaan cocopet (kanan)
Penyediaan Kumbang Janur Kelapa
Telur, larva dan imago kumbang janur kelapa diambil dari lapang dan dipisahkan berdasarkan tahap perkembangannya di kotak-kotak pemeliharaan berupa kotak plastik Hama diberi makan daun kelapa muda/janur. Penggantian makanan dilakukan setiap 2 atau 3 hari tergantung kondisi daun.
Pengujian kemampuan memangsa
Pengujian dilakukan dengan menempatkan predator dan hama sesuai perlakuan pada wadah percobaan. Hama yang dikonsumsi pada setiap jam pengamatan (3, 6, 12 dan 24 dan 36 jam) dicatat. Pengamatan tambahan dilakukan juga terhadap tingkah laku predator dalam memangsa hama.
Perlakuan yang disusun adalah sebagai berikut
A. 1 ekor cocopet dewasa + 15 ekor imago kumbang janur
B. 1 ekor cocopet nimfa + 15 ekor larva muda kumbang janur
C. 1 ekor cocopet nimfa + 10 ekor campuran stadia larva tua dan pupa kumbang janur
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil pengamatan predasi cocopet terhadap kumbang janur adalah sebagai berikut :
Tabel : Kemampuan predasi cocopet terhadap kumbang janur kelapa di laboratorium
Jam Pengamatan
|
C-imago+KJ-imago
(15 ekor)
|
C-nimfa+KJ-larva muda
(15 ekor)
|
C-nimfa+KJ-larva
tua+pupa* (10 ekor)
|
Keterangan
* Cocopet uji mati
|
|||
Hidup
|
Mati
|
Hidup
|
Mati
|
Hidup
|
Mati
|
||
0
|
15
|
0
|
15
|
0
|
10
|
0
|
|
3
|
15
|
0
|
12
|
3
|
9
|
1
|
|
6
|
15
|
0
|
10
|
5
|
9
|
1
|
|
12
|
15
|
0
|
3
|
12
|
8
|
2
|
|
24
|
15
|
0
|
3
|
12
|
6
|
4
|
|
36
|
15
|
0
|
0
|
15
|
6
|
4
|
Hasil pengujian menunjukkan cocopet mampu memangsa stadia larva muda, larva tua dan pupa kumbang janur kelapa dengan stadium larva muda yang paling disukai oleh predator untuk dimakan sebagaimana ditunjukkan dalam tabel diatas. Larva muda memiliki ukuran yang kecil dan kulit yang lunak sehingga mudah untuk ditangkap. Hal ini diduga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi jumlah larva muda yang termakan lebih banyak dibandingkan stadia larva tua dan pupa yang berukuran relatif lebih besar. Dalam pengujian ini stadia imago mangsa tidak ada yang dimakan oleh cocopet. Meski demikian hasil pengujian sebelumnya yang dilakukan oleh penulis dimana 1 ekor cocopet dewasa diberi makan 50 ekor imago kumbang janur diketahui cocopet dapat memangsa sejumlah 2 ekor imago kumbang janur dalam 24 jam. Belum diketahui secara pasti kenapa cocopet dewasa yang digunakan dalam pengujian ini tidak mau memakan mangsa imago.
Gambar : Pengujian kemampuan makan cocopet terhadap kumbang janur kelapa
Dari hasil pengujian juga diketahui bahwa stadia nimfa atau cocopet muda dan stadia dewasanya mampu memangsa kumbang janur.
Cocopet memangsa sejak dari jam pertama pengamatan (yaitu 3 jam setelah perlakuan), dan meningkat pesat setelah periode 12-24 jam. Hal ini mungkin dikarenakan predator sudah sangat lapar pada periode tersebut, sehingga jumlah yang dimakan lebih banyak.
Gambar : Proses memangsa predator cocopet terhadap larva muda kumbang janur kelapa
Kesimpulan:
predator cocopet baik instar muda maupun dewasa mampu memangsa stadia larva instar muda, instar tua dan pupa hama kumbang janur kelapa. Adapun imago kumbang janur dalam pengujian ini tidak ada yang dimakan oleh cocopet. Kemampuan tertinggi ditemukan pada saat memangsa larva muda dan terendah pada imago.
Saran:
Perlu dilakukan pengujian lebih lanjut dengan metode yang lebih ilmiah dan memenuhi syarat dalam pengujian di laboratorium untuk mengetahui secara lebih detil potensi dari predator cocopet.
Ucapan Terima Kasih:
Terima Kasih terucap kepada Sdr. Julianto (Staf UPPT Batu Layang), Sdr. Hithman Sitorus (Staf LL) yang telah banyak membantu dalam melakukan pengamatan di laboratorium serta Ibu Sunarti (Koordinator LL) yang telah memfasilitasi penyusun untuk melakukan kegiatan fungsional POPT.
Sumber :
Erlanardianarismansyah. 2011. Pengujian Daya Predasi Cocopet terhadap Kumbang Janur Kelapa di Laboratorium. Laporan Fungsional POPT Bulan Desember 2011. BPTP Pontianak. Tidak dipublikasikan. 8 Halaman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar