Pembuatan kultur cendawan maupun bakteri bertujuan
untuk mempertahankan daya tumbuh/viabilitasnya dalam jangka waktu tertentu
tanpa mengalami perubahan secara morfologi, fisiologi maupun secara
genetik. Dengan demikian, kultur harus
dijaga agar tetap hidup selama dilakukan kajian, bahkan kadang-kadang harus
dipertahankan dalam jangka waktu yang tidak
terbatas. Mempertahankan biakan dalam waktu lama menjadi penting
terutama jika biakan tersebut
berasal dari type
spesimen atau type
material serta sudah terdaftar di dalam publikasi. Tanpa
adanya kultur yang terpelihara baik akan sangat sulit untuk melakukan
identifikasi dan perbandingan taksonomi. Perbandingan taksonomi diperlukan
dalam penentuan klasifikasi dan pemberian nama bagi takson yang baru.
Metode yang sangat umum yang digunakan untuk
menyimpan kultur cendawan dan bakteri adalah dengan menggunakan kultur agar
miring. Metode ini dilakukan dengan menginokulasi tabung reaksi yang telah
berisi agar miring dengan jamur atau
bakteri dan diinkubasi. Sesudah inkubasi,
kultur harus disimpan
di tempat yang
sejuk dan bebas
debu. Lemari es atau ruang dingin bersuhu 5–8°C paling cocok untuk
menyimpan kultur. Beberapa jamur dan
bakteri peka terhadap
suhu dingin, karena
itu sebaiknya disimpan pada
suhu 15°C. Kultur
tersebut harus dimonitor
secara teratur, karena medium agar-agar cepat mengering di
lingkungan yang berkelembaban udara rendah. Jika menyimpan
jamur, hendaknya berhati-hati
terhadap serangan tungau.
Semua botol kultur sebaiknya
disegel dengan film
plastik (parafilm) atau
ditutup rapat sebelum inkubasi
dan selama penyimpanan.
Kultur perlu dipindahkan
ke medium yang baru
setiap enam bulan.
Kewaspadaan perlu dilakukan
untuk menghindari hilangnya isolat
yang berharga, walaupun
pemindahan yang berulang
kali dapat mempercepat perubahan
morfologi, hilangnya
patogenisitas dan berkurangnya sporulasi.
Metode agar miring sangat merepotkan karena selain
memakan tempat yang cukup luas di refrigator (bila telah terkumpul isolat yang
banyak), juga perlu disegarkan setiap 6 bulan sekali sehingga dengan frekwensi
reinokulasi yang sering, dikhawatirkan dapat menyebabkan perubahan morfologi,
hilangnya patogenisitas dan berkurangnya sporulasi.
Metode
Penyimpanan dengan Air Steril
Metode penyimpanan dalam air steril merupakan
metode sederhana yang dapat dilakukan sebagai alternatif untuk menyimpan kultur
hidup jamur dan bakteri. Metode ini sederhana, mudah dan tidak memerlukan bahan
dan alat yang cukup banyak dan mahal.
Cara Penyimpanan Dalam Air Steril adalah sebagai
berikut :
Potongan agar blok yang berisi biakan cendawan
(berumur satu minggu) dimasukan ke dalam Wheaton vial 5 ml atau botol McCartney
20 ml kemudian direndam dengan air destilasi steril. Selanjutnya botol ditutup rapat dan disimpan
pada suhu ruangan. Metode ini dapat digunakan
untuk menyimpan biakan cendawan
hingga beberapa tahun. Cara penyimpanan seperti ini sangat sesuai untuk
cendawan Pythium spp. dan Phytophthora spp. Berbagai jenis bakteri juga dapat
disimpan dengan metode ini, yaitu dengan
mencampurkan 1 loop biakan bakteri berumur 24-48 jam ke dalam air destilasi
steril.
Evaluasi penyimpanan kultur jamur
patogen (meliputi jamur Phytophthora spp, Curvularia sp, Colletotrichum sp) dan
jamur antagonis (Trichoderma spp) dalam media air steril telah dilakukan di
laboratorium Penyakit BPTP Pontianak selama satu setengah tahun.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa
semua isoalt yang diuji dapat bertahan hidup hingga 15 bulan penyimpanan dengan
metode Penyimpanan dalam air steril dan mampu ditumbuhkan dalam bentuk koloni
tunggal tanpa adanya kontaminasi. Adapun karakter morfologis kultur simpanan
untuk metode air steril tidak ada perubahan dengan karakter morfologis kultur
induknya setelah disimpan selama 24 bulan
Koleksi kultur biakan merupakan elemen
penting dalam kegiatan fitopatologi karena identifikasi, penelitian dan
pelatihan yang efektif memerlukan sumber mikroorganisme yang dapat dipercaya.
Koleksi biakan memegang peranan yang mendasar dalam perkembangan mikrobiologi
dengan memberikan jaminan bahwa seluruh
mikroba yang telah dideskripsikan atau diketahui ciri-cirinya telah tersimpan
dengan baik dan aman baik untuk keperluan generasi sekarang maupun yang akan
datang. penyimpanan kultur dalam air steril dapat menjadi salah satu alternatif
pembuatan koleksi biakan karena selain mudah dilaksanakan juga mampu menyimpan
kultur jamur hingga setidaknya satu tahun ke depan tanpa menimbulkan perubahan
morfologi yang besar.
[ERLANARDIANARISMANSYAH, 2014)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar