Sebagaimana di Kalimantan Barat, Provinsi Kalimantan
Tengah merupakan salah satu provinsi yang memiliki sentra komoditas perkebunan
yang diandalkan di Republik ini. Untuk menjamin produksi komoditas perkebunan
maka upaya pengendalian dilakukan di segala lini seperti strategi dan sistem
pengendalian, peningkatan sarana dan prasarana pengendalian dan tak lupa pula
peningkatan perangkat organisasi dan sumber daya manusia menjadi organisasi dan
operator yang handal. Komoditas Perkebunan dikenal sebagai tanaman yang
diusahakan pada lahan berskala luas, menyebabkan risiko terjadinya serangan
hama dan penyakit menjadi tinggi, bahkan eksplosi seringkali merupakan hal yang
terjadi setiap tahun dengan OPT yang beragam. Tindakan antisipasi dan
pengendalian secara preventif dan kuratif terhadap serangan OPT tersebut perlu
disiapkan.
Oleh karena itu, dalam rangka memaksimalkan kinerja dari petugas
OPT, Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Balai Perlindungan Perkebunan dan
Pengawasan Benih (BP3B) - Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Tengah,
menyelenggarakan pelatihan "Pembentukan dan Bimbingan Teknis Petugas
Brigade Proteksi Tanaman (BPT) yang diikuti sebanyak 10 orang petugas BPT
lingkup UPTD. Seluruh peserta ini nantinya akan menjadi tenaga inti dan
terlibat dalam pengendalian melalui BPT serta pembentukan Regu Pengendali OPT
Perkebunan yang siap di lapangan sewaktu waktu untuk mencegah adanya ledakan
OPT di lahan perkebunan, Acara berlangsung di Hotel Royal Global, Palangka raya
dari tanggal 25 s/d 27 April 2018.
Dalam pelatihan tersebut Balai Proteksi Tanaman Perkebunan
Pontianak mengirimkan 2 orang pemateri yaitu Kepala Seksi Pelayanan Teknis Ir.
Hj. Evy Taviana, PS, MSi yang
menyampaikan materi mengenai Early Warning System atau Sistem Peringatan Dini
OPT Perkebunan dan Analis Laboratorium Identifikasi OPT, Erlan Ardiana
Rismansyah, yang memberikan materi tentang Rekayasa Sosial dan Dinamika
Kelompok.
Kepala UPTD Balai Perlindungan Perkebunan dan Pengawasan
Benih (BP3B) - Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Tengah (Ir. Soeharyoso,MS)
berharap dengan adanya pelatihan ini peserta dapat mengetahui lagi pentingnya
sistem peringatan dini untuk mengetahui ada atau tidaknya serangan hama
penyakit sehingga apabila ada gejala serangan dapat segera dilakukan tindakan
preventif (pencegahan). Dengan memahami pentingnya Sistem Peringatan Dini
diharapkan dapat melakukan pengendalian OPT yg tepat di lapangan, baik
pengendalian nabati maupun kimia. Salain itu Peserta juga dibekali pemahaman
mengenai aplikasi pestisida yaitu pengenalan alat-alat aplikasi pestisida serta
teknik aplikasinya di lapangan.
Peran BPT dilapangan sangat penting dalam
mengambil/menentukan langkah operasional pengendalian untuk mengatasi kondisi
tertentu terutama pada daerah yang permasalahan OPT nya belum dapat di atasi
secara mandiri. Terlebih dengan makin berkembangnya perkebunan di Kalimantan, maka
dukungan dan pengawalan yang memadai terutama dalam penerapan aspek teknologi
budidaya tanaman, pasca panen secara baik dan benar, gangguan hama penyakit
serta anomali iklim seperti kekeringan dan banjir memiliki pengaruh langsung
terhadap kualitas hasil, oleh sebab itu perhatian terhadap penanganan OPT dan
Dampak Perubahan Iklim (DPI) perlu terus kita tingkatkan. Brigade Proteksi
Tanaman (BPT) merupakan suatu unit pelaksana pengendalian yang mempuanyai tugas
pokok membantu petani dalam pengendalian OPT di daerah sumber serangan dan
daerah yang mengalami ekplosif serangan OPT. Dalam pelaksanaannya BPT dapat
dibantu oleh Regu Pengendali OPT (RPO) petani setempat.
(EAR)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar