Sabtu, 22 Oktober 2011

Mengeroyok Si Perusak Janur .....

Mengeroyok Si Perusak Janur .....

Menjelang kegiatan Pelatihan Pengendalian Kumbang Janur Kelapa (lihat Pelatihan Pengendalian Kumbang Janur Kelapa BPTP Pontianak ), saya dan rekan saya diinstruksikan instansi untuk mencari kumbang janur kelapa dari berbagai stadia sebagai bahan untuk pelatihan nanti. Disini, saya tidak akan membicarakan tentang pencarian kumbang janur tersebut tapi temuan lain selama kami memburu dan mengumpulkan si “perusak janur”.


Saya jadi ingat akan idiom seperti “ada malam ada siang”, “ada bulan ada bintang”, “ada laki-laki ada perempuan” dan semua diciptakan berpasang-pasangan. Eh, ada satu lagi “ada penyakit pasti ada obatnya” (nyambung ngga’ ya?). Intinya adalah adanya keseimbangan dalam segala sesuatu. Demikian pula dengan OPT (organisme pengganggu tanaman). Adanya hama secara alamiah akan diimbangi dengan adanya musuh alami. Dan “si perusak janur” ini memiliki beberapa macam musuh alami, baik dari jenis jamur, parasitoid, maupun predator. 

Tidak dapat disangkal lagi, Tanah Borneo ini kaya akan jenis-jenis musuh alami yang masih original. Kalimantan yang orisinal, penuh dengan diversitas organisme, dan pengendalian yang masih dominan dengan usaha non-kimiawi, menyimpan banyak kekayaan tersebut. Hanya sayangnya potensi yang besar ini belum tergarap dengan baik.

Kembali ke perburuan kumbang janur, untuk mencari hama ini kami pergi ke kebun kelapa di daerah wajok, sekitar 10 km dari kantor. Kumbang janur mudah dikenali dari gejala serangannya. Kerusakan seperti terbakar terjadi pada pelepah dan daun kelapa yang belum membuka atau janur. Pada lipatan janur maka dapat dengan mudah kita akan menemui kumbang dewasa, larva dan terkadang pupa.

Gejala serangan kumbang janur kelapa


pengambilan janur kelapa harus dilakukan dengan hati-hati agar hama tidak berjatuhan ke tanah

Usaha keras mengumpulkan kumbang ternyata berbuah cukup banyak kumbang yang diperoleh. Lebih menariknya lagi, dari kegiatan ini saya mendapat bonus dengan ditemukannya musuh alami hama ini. Disela-sela potongan janur saya menemukan adanya imago kumbang yang terinfeksi oleh jamur entomopatogen (belum diketahui jenisnya karena belum diidentifikasi). 


 jamur entomopatogen yang ditemukan menginfeksi imago kumbang janur kelapa

Tak cuma itu, ketika rekan saya sedang asyik mengorek-ngorek janur, sekelebat terlihat binatang kecil yang bergerak sangat lincah, keluar dari lipatan janur hendak melarikan diri. Binatang itu ternyata sejenis cocopet yang diketahui merupakan musuh alami dari kumbang kelapa. Tak ayal lagi, kami makin semangat dan makin hati-hati membuka janur-janur yang dikumpulkan dengan harapan dapat memperoleh cocopet lagi. Dan memang betul, kami memperoleh 5 cocopet baik yang dewasa maupun yang masih kecil.

 

 predator cocopet dewasa yang diperoleh dari lapangan
Cukup sulit untuk memperoleh pupa kumbang janur, karena pupa ini meski menempel pada daun tapi sangat mudah terlepas dan jatuh ketika memotong janur dari pohon kelapa. Lebih mudah untuk memperoleh stadia imago dan larva dibandingkan dengan stadia pupa dan telur. Pupa biasanya ditemukan pada janur yang sudah sangat rusak dan berwarna  coklat tua. Agar hama yang dikumpulkan tidak berjatuhan,  memotong janur harus dilakukan dengan hati-hati, dan janur segera dilipat dan diikat dengan tali.


kegiatan pengumpulan kumbang janur kelapa

Musuh alami terakhir yang kami temukan ternyata agak lama saya ketahui, tepatnya ketika kegiatan praktek perbanyakan massal di pelatihan. Sebelumnya saya tahu diantara pupa-pupa yang dikumpulkan, ada yang berwarna kuning muda, kuning tua dan ada pula pupa yang berwarna coklat. Dan ternyata pupa yang berwarna coklat tersebut adalah pupa yang terinfeksi oleh parasitoid. Dan hal ini terbukti, ketika pupa-pupa tersebut kami tunjukkan ke Bapak Kamaruddin sebagai pemateri dalam pelatihan, beliau secara spontan mengatakan kalau pupa-pupa tersebut sudah terinfeksi oleh parasitoid, dan besar kemungkinan oleh Tetrastichus. Wah, kebetulan banget, pas pelatihan perbanyakan Tetrastichus malah dapat parasitoid yang asli dari sini.


parasitoid kumbang janur kelapa muncul dari pupa yang terinfeksi. parasitoid ini asli lokal kalbar

Itulah 3 jenis musuh alami yang ternyata cukup banyak ada di kebun kelapa di Kalbar secara alamiah, yaitu entomopatogen, predator cocopet dan parasitoid. Semoga kegiatan Pengendalian hayati dapat makin berkembang sehingga kekayaan yang melimpah ini tidak tersia-sia.... Amin.

By erlanardianarismansyah

2 komentar:

  1. I recognize the people who working on the floor in front of the lab. But, I think there is no people who named 'erlan', the owner of this blog. Why are you so shy, Sir?

    BalasHapus
  2. ha...ha....ha....thanks alot 4 your attention...

    BalasHapus